23.27
Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tidak akan merekrut karyawan pada 2015 meski mendapat 15 pesawat baru pada tahun depan.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka penurunan biaya produksi selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung sebesar 10 persen.
"Kami fokus memotong biaya yang tidak punya nilai tambah serta menurunkan rasio pesawat dengan awak," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo dalam jumpa pers di Garuda City Center Cengkareng, Tangerang, Senin.
Dengan tidak melakukan rekrutmen karyawan pada 2015, Arif mengaku perusahaan akan bisa menurunkan rasio pesawat dan karyawan yang saat ini 1:60 menjadi 1:50 setelah penambahan armada.
Perseroan juga melakukan upaya efisiensi lain seperti restrukturisasi jaringan penerbangan (rute) serta menurunkan biaya operasional (unit cost/seat).
Restrukturisasi jaringan penerbangan dilakukan dengan mengalihkan rute yang dinilai merugi ke rute lain yang lebih potensial, diantaranya Tiongkok dan Timur Tengah.
Ada pun penurunan biaya operasional diantaranya dilakukan dengan penyesuaian jumlah kursi di kelas bisnis pada tipe pesawat Boeing 737-800NG dari 12 kursi menjadi delapan kursi.
Penyesuaian jumlah kursi di kelas bisnis dinilai mampu meningkatkan kapasitas kelas ekonomi atau menyerap pasar lebih besar hingga 15 - 20 persen.
"Dari 15 pesawat yang datang itu, ada beberapa yang sudah dimodifikasi tanpa kompartemen kelas bisnis," katanya.
21.59
Jakarta - Banyak orang buru-buru mencopot sabuk pengaman setelah lampu tanda sabuk pengaman di pesawat udara mati. Ada yang beralasan sabuk pengaman membuat posisi tidak bebas. Padahal mengenakan sabuk pengaman selama pesawat mengudara bisa meminimalkan cedera.
dr Soemardoko Tjokrowidigdo, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penerbangan Indonesia, menjelaskan pada saat mengalami turbulensi, pesawat akan berguncang. Sebab pesawat kehilangan ketinggian secara mendadak atau terlempar mendadak pada saat di angkasa.
"Ini tergantung arah gayanya ke mana. Kalau arahnya ke atas maka orang yang tidak mengenakan sabuk pengaman bisa terlempar ke atas. Makanya, biasanya awak pesawat saat keadaan berbahaya memerintahkan penumpang untuk duduk dan memakai seat belt, kalau tidak orang yang tidak memakai sabuk pengaman tersebut bisa terlempar ke atas," tutur dr Soemardoko dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Senin (29/12/2014).
Bisa jadi guncangan pesawat datang mendadak, sehingga awak pesawat tidak sempat mengingatkan penumpang untuk menggunakan sabuk pengamannya. Karena itulah, tetap mengenakan sabuk pengaman meski lampu tanda sabuk pengaman mati, dirasa lebih baik.
"Pintu darurat pesawat juga bisa terbuka secara paksa (saat terjadi turbulensi ekstrem, -red), sehingga antara tekanan luar pesawat dan di dalam akan ada penyesuaian tekanan. Penumpang yang memakai seat belt tadi dapat terkena dekompresi. Sementara penumpang yang tidak memakai seat belt bisa terlempar ke luar. Kondisi penumpang yang terlempar keluar terkena udara yang sangat dingin, sehingga harapan hidupnya sedikit," papar dr Soemardoko.